Minggu, 22 April 2012

RINDU RUMAH

hey aku ingat!
pintu tua yg berbunyi ngek ngok
bila ku buka seakan pintu itu menerkam ku 
aku pun ingat dengan si jendela usang 
ia selalu menemani ku menikmati melodi hujan
sang lantai semen pun tak mau kalah 
ia selalu mengocorkan air saat bulan purnama
si cermin pecah tertata rapi dengan berbagai pelekat disisi2 nya 
genteng yg kokoh pdhl rapuh meneteskan air mata tiap hujan dtang 
dan aku selalu menampung nya di ember untuk mandi besok
tak ayal si timbahan air ikut bertingkah 
seakan tak ingin di lupakan oleh pemiliknya
yaa dan aku tak akan lupa dng perbuatan si timbahan air 
lengan ku terbentuk karena nyaaaa. .
aku rindu mereka semua. . .

Juni 2011

Inovasi di SMPN RSBI 115 Jakarta

Rasional Kurikulum RSBI SMP Negeri 115 Jakarta

Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional meliputi beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, jujur, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Oleh sebab itu kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan, memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah,dengan memprioritaskan nilai kebersihan dan sehat pada tahun pelajaran 2011-2012

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua standar dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu :
  1. Standar isi (Permen Diknas No. 22 Thn. 2006) adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
  2. Standar proses (Permen Diknas No. 41 Thn. 2007) adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
  3. Standar kompetensi lulusan (Permen Diknas No. 23 Thn. 2006) adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
  4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan (Permen Diknas No. 12, 13 dan 16  Thn. 2007) adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
  5. Standar sarana dan prasarana (Permen Diknas No. 24 Thn. 2007) adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
  6. Standar pengelolaan (Permen Diknas No. 19 Thn. 2007) adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan  pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
  7. Standar penilaian pendidikan (Permen Diknas No. 20 Thn. 2007) adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
  8. Standar pembiayaan pendidikan (Permen Diknas No. 69 Thn. 2009) adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pembiayaan pendidikan selama satu tahun pelajaran.

Kurikulum Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 115 Jakarta adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan ajar dan metode yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan proses belajar mengajar (PBM) untuk mencapai tujuan pendidikan.

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) merupakan sekolah yang diharapkan sudah memenuhi seluruh standar nasional pendidikan yang diperkaya dan dikembangkan dengan mengacu pada standar pendidikan lembaga internasional dan/atau negara maju sehingga memiliki daya saing di forum internasional.

Pengembangan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing bangsa Indonesia di forum internasional. Pengembangan Kurikulum RSBI-SMP Negeri 115 Jakarta terdiri dari  standar nasional pendidikan yang diperkaya, diperkuat, diperluas, dan diperdalam dengan mengadopsi kurikulum dari : Cambridge, Australia, Singapura, Puskur, dan Direktorat PSMP dan negara maju lainnya berupa isi, SKL, metode, proses dan penilaiannya.

Pada hakikatnya, Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional merupakan sekolah dengan standar yang lebih tinggi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan yang ditunjukkan dengan penyelenggaraan pendidikan beserta segala aspek pendukungnya dengan lebih menekankan pada aspek intensitas dan kualitas layanan pendidikan yang ditata secara efektif, profesional, dan khas guna mencapai keunggulan di forum internasional.

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
  1. Menggunakan bahasa pengantar dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya secara aktif dalam pembelajaran;  
  2. Menggunakan Information and Communication Technology (ICT) dalam pembelajaran;
  3. Menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan sekolahnya ke sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional atau ke Sekolah Bertaraf Internasional;
  4. Menggunakan kurikulum sekolah yang mengacu pada Standar isi dan Kompetensi lulusan yang diperkaya dengan kerangka kurikulum negara maju, bertaraf internasional, atau berbagai sumber lainnya;
  5. Melakukan inovasi-inovasi di bidang pengelolaan sekolah dan proses pembelajaran untuk menciptakan lulusan yang dapat bersaing secara global;
  6. Menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan sekolah yang visioner-transformatif yaitu kepemimpinan yang memiliki visi perubahan ke masa depan;
  7. Memiliki sumberdaya manusia yang profesional dan tangguh, baik guru maupun kepala sekolah dan tenaga pendukungnya;
  8. Didukung oleh sarana dan prasarana yang lengkap, edukatif, relevan, mutakhir, dan canggih yang bertaraf internasional;
  9. Mengakomodasi isu-isu internasional mengenai budaya sekolah, gender, lingkungan, multikultur, dan hak azasi manusia.
  10. Memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk dapat bermasyarakat secara internasional melalui berbagai macam kegiatan antara lain pertukaran pelajar dan home stay.
  11. Mengembangkan pendidikan karakter bersih dan sehat
Hal ini termasuk inovasi dalam dunia pendidikan, khususnya kurikulum. Yang kita ketahui sebelumya bahwa kurikulum yang sedang kita gunakan ialah KTSP. Tetapi dengan adanya sekolah yang bertarah internasional (RSBI) maka dibuatlah kurikulum yang disebut Kurikulum RSBI. Kurikulum ini hampir mendekati sempurna, seperti kurikulum di sekola- sekolah swasta yang bertaraf internasional. Kurikulum ini kaya akan penggunaan teknologi (ICT) sehingga siswa dibiasakan bergelut dengan teknologi supaya tidak gagap teknologi. Siswa pun diajak berpikir lebih luas dan terbuka dengan adanya petukaran pelajar, terjun langsung kemasyarakat, isu-isu internasional, dll. Kurikulum ini merupakan pengembangan berbagai jenis kurikulum yang sebelumnya dan berkiblat pada kurikulum di luar negeri seperti australi, amerika, dll.
Menurut saya hal itulah yang menjadi kekurangan dari kurikulum ini, berkiblat  pada kurikulum di luar negeri yang pasti memiliki budaya yang berbeda dengan kita. Seharusnya kita membuat kurikulum yang sesuai dengan jati diri bangsa kita. Bagaimana pendidikan karakter dapat berjalan bila kita menggunakan kurikulum yang berkiblat pada luar negeri. Walau sekolah ini dapat bersaing di dunia internasional, tetap saja bukan sebagai jati diri bangsa kita.